Mendengar judulnya mungkin terkesan
tidak masuk akal untuk mendisiplinkan seorang anak sejak 6 bulan pertama.
Pertanyaan pertama yang terlintas di benak anda mungkin “Apakah anak berusia 6
bulan sudah mengerti arti disiplin?”. Jawabannya “IYA”. Anak berusia 6 bulan
mungkin tidak mengerti arti disiplin sebenarnya dan secara utuh. Tetapi
kedisiplinan bisa diterapkan sejak dini bahkan dari usia 6 bulan. Disiplin yang
diterapkan pada anak usia 6 bulan dengan anak usia 6 tahun tentu sangat
berbeda. Berikut penjelasan lebih lengkapnya :
1. Teratur
Sejak dini, seorang bayi harus
diajarkan hidup teratur. Tentu saja bukan bayi itu sendiri yang melakukannya.
Orangtua lah yang memegang peranan penting dalam membentuk kedisiplinan pada
bayi mereka yang berusia 6 bulan. Sebelum menerapkan kedisiplinan pada anak.
Terlebih dahulu orangtua harus tahu bahwa apakah dirinya sudah menerapkan
kehidupan disiplin pada kehidupan sehari-hari.
Teratur berarti si bayi melewati
segala kegiatannya sesuai dengan jamnya. Bayi berumur 6 bulan sangat perlu
mendapatkan asupan yang paling penting bagi dirinya yaitu ASI. Seorang ibu
harus membiasakan dan mengingat kapan si bayi membutuhkan ASI. Ya itu yang
dimaksud disiplin untuk bayi usia 6 bulan. Si ibu harus memberikan ASI tepat
pada waktunya sebelum si bayi menagis kelaparan. Sehingga si bayi terbiasa
dengan hidup penuh dengan keteraturan. Hal ini juga berlaku untuk memberikan
makanan pendamping ASI untuk bayi. Mungkin hal ini terdengar sangat sepele.
Tetapi jika hal ini sudah dilakukan sejak dini maka si anak akan terbiasa makan
tepat waktu dan tidak sulit untuk makan.
Saya hanya ingin membagi pengalaman
saya seputar mendisiplinkan anak. Mungkin saya tidak bisa menerapkan
kedisiplinan pada anak saya dengan sempurna. Tetapi yang saya lakukan hanya
melakukan yang terbaik dan sebisa saya. Saya dan istri menerapkan itu pada saat
anak kami berusia 6 bulan dan terus kami terapkan sampai sekarang. Dan hasilnya
sangat memuaskan. Anak kami tidak susah untuk makan. Bahkan jika waktunya jam
makan, anak kami yang memintanya. Kuncinya adalah komitmen dan konsistensi
kedua orangtua.
Selain itu juga sejak dini, seorang
bayi harus belajar menggunakan keadaan tidur, waspada dan takut atau menangis
untuk mengimbangi kebutuhannya dengan tuntutan lingkungannya. Ia akan belajar
cara menidurkan diri untuk mengisi tenaga kembali atau untuk melindungi diri
dari suara keras dan sinar lampu yang terang. Selain makan, seorang bayi juga
harus tidur secara teratur. Hal ini harus dibentuk sejak dini. Anak harus
diperkenalkan dengan jam makan dan jam tidur.
2. Menenangkan diri
Beberapa
bayi dengan cepat belajar menenangkan diri baik dengan ibu jari di mulut atau
dengan mengelus-elus selimut, sementara yang lainnya ingin digendong, diajak
bicara dengan lembut, ataupun ditimang. Setiap bayi memiliki caranya sendiri
untuk menenangkan dirinya dengan belajar menggabungkan caranya sendiri
menenangkan diri dan cara yang ditawarkan oleh orangtua. Orangtua dari bayi
yang baru lahir seharusnya tidak bereaksi terlalu cepat dan berlebihan terhadap
setiap rengekan dan tangisan bayi mereka serta menggunakan segala daya upaya
untuk menenangkan anak. Akan lebih bijaksana bila orangtua bisa tetap tenang
dan memperhatikan cara si bayi mengatasi kesulitannya sendiri. Ini adalah salah
satu cara agar bayi memiliki sifat disiplin sejak dini. Bukan berarti kita
tidak peduli dan sayang dengan mereka. Hanya saja percaya bahwa si bayi bisa
dan memiliki kemampuan untuk menenangkan dirinya sendiri. Jika si bayi merengek
dan menangis terlalu lama maka segeralah tenangkan dirinya. Setelah dia bisa
merasa tenang kali ini coba untuk tidak menggendongnya lagi. Anda bisa berkata
dengan lembut dan senyum, “Kamu (sebut nama anak) bisa melakukannya. Kamu bisa
menenangkan dirimu sendiri. Kamu baik-baik saja”. Jika bayi terdiam, katakan
padanya bahwa “Kamu berhasil”. Setelah itu biasanya bayi akan menjadi lebih
ceria. Kemudian anda berdua dapat berkomunikasi melalui pandangan, senyuman,
dan celotehan. Bahkan yang lebih penting lagi, bayi sudah belajar menggunakan kemampuannya
untuk beradaptasi dengan dunia.